KITAB RISALATUL JAMIAH Rukun Haji atau Umrah

KITAB RISALATUL JAMIAH Rukun Haji atau Umrah.

inilah pembahasan kitab Kitab Risalatul Jamiah di Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah SAW yang bertempat di Masjid Raya Almunawar Pancoran pada hari Senin 7 September 2015 yang diterangkan oleh guru kita bersama al Ustad Ubaidilah Khalid. :

السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،

وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،

وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،

وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،

اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

[ وَاجِبَاتُ الْحَجِّ ] وَوَاجِبَاتُ الْحَجِّ: الإحْرَامُ مِنَ الْمِيْقَاتِ. وَالْمَبِيْتُ بِمُزْدَلِفَةَ لَيْلَةَ النَّحْرِ. وَالْمَبِيْتُ لَيَالِيَ التَّشْرِيْقِ بِمِنًى. وَالرَّمْيُ. وَطَوَافُ الْوَدَاعِ

Kemaren  kita sampai pada  pelajaran tentang rukun haji

KITAB RISALATUL JAMIAH Rukun Haji atau Umrah ada 6

  1. Ikhram
  2. Wukuf
  3. Thawaf
  4. Sa’I
  5. Bercukur
  6. Tertib

Rukun haji sama dengan  rukun umrah  bedanya bahwa umrah  tidak ada wukuf di padang arafah  , dan  perlu kita ketahui ada dari semua rukun haji yang sulit cuman satu  yaitu thawaf  karena ada persaratnya  banyak  sementara sementara  kalau wukuf  , kalau sa’I  walaupun ada seseorang  tidak ada wudhu dia sedang haidh  atau  mungkin  dia  tidak menutup aurat nya dengan sempurna dimasa itu  maka  dia tetap sah dia sa’inya , dan sah  juga wukufnya dan  yang  lain juga demikian.

 lalu  kita sampai  dengan pelajaran yang selanjutnya tentang  pelajaran  wajib haji  , wajib  haji itu di dalam kitab – kitab di dalam kitab risalatul jami’ah ada lima  disini di sampaikan  yang pertama adalah

1 .  Ikharam dari miqot

Ikhram dari miqot artinya adalah  miqot dari tempat atau waktu yang telah di tentukan  , miqot itu ada dua maknanya 1, miqot zamani , yang ke 2 , miqot makani

Miqot zamani

adalah   waktu  orang  boleh  melaksanakan  niat   ikhram buat haji , jadi kalau miqot zamani haji itu mulai  dari tanggal 1 syawal sampai dengan  tanggal 10 dzulhijah  sebelum fajar  sementara pada miqot zamani dalam umrah adalah  sepanjang tahun  kapan saja sah ,

miqot makani

kalau miqot makani adalah tempat  untuk mulainya ikhram haji  itu di tentukan  kalau dari arah yaman  atau dari arah  kita  ini dari arah  timur  itu ‘’ya lam lam ‘’ kalau  dari arah madinah miqotnya itu adalah  ‘’ bir ‘ali ‘’  kalau  dari arah  yang lain ada’’ dzaturilk ‘’  dsb  kita bisa ketahui dalam kitab  secara detail  . kewajiban haji ini seluruhnya saya masukan di sini ada 7,  dari  yang 7 ini  tambahanya ada 2, sebetulnya tidak menambahkan  akan tetapi menyempurnakan apa  yang ada dan ini  berdasarkan kitab – kitab  yakutunafis dan  kitab  taqriratusadidah karangan  al habib zein bin smith di dalam  wajib haji  kalau ada seseorang  dia tinggalkan wajib haji dengan  sengaja  maka  hajinya  tetap sah akan  tetapi dia berdosa  kalau tidak udzur maka itu dosa  , itu bedanya dengan  rukun  kalau  di tinggal  maka tidak sah hajinya  tidak  bisa diganti dengan apapun  kalau wajib haji di tinggal sengaja meninggalkanya  maka hajinya tetap sah  , dosa dan dia wajib bayar ‘’dam ‘’  kalau dia udhur  misalnya tidak  bisa melaksanakanya karena  tua  tidak kuat dan karena  yang  lain  maka dia ganti dengan dam dan hajinya tidak berdosa  dan hajinya tetap sah  itu perbedaan  rukun dengan haji tadi saya sampaikan  bahwa di dalam sini saya sampaikan ada lima

Ikhram dari miqot , mabit di muzdalifah , mabit di mina  pada malam tasrik malam hari hari tasrik , dan melempar   ini di buat  mutlak oleh   al habib ahmad  bin zein, artinya melempar itu ada dua macam  1, melempar jumrah aqobah saja , 2, melempar jumrah yang tiga  serta  tawaf wada’   .

Pelajaran kita hari ini adalah wajib haji  walupun di sampaikan disini  6   tapi akan saya sapaikan  tujuh  biar mudah  yang pertama  adalah

1.      Ikram dari miqot sudah di sampaikan tadi

2.      Mabit di muzdalifah / menginap di muzdalifah

Kita menginap di muzdalifah itu sudah sah waktunya dari  malam takbiran tanggal 10  dzulhijah  malam  takbiran idul adha   tengah malam  itu katakan jam 12  malam  kalau kita  menginap disitu  jam 12  malam lewat  sedikit misalnya katakan kita  jam 11 sudah ada di muzdalifah  dari  wukuf di arafah kita  berada di waktu lewat dari tengah malam  lalu kita  keluar maka kita sudah sah  menginap di muzdalifah adalah prinsipnya tidak boleh  kurang dari muntasifil lail ‘’   dia  harus berada di muzdalifah    pada  pertengahan  malam sekalipun dia di situ pada waktu rentang  yang sebentar saja  berbeda dengan menginap di mina  atau  mabit di mina  pada malam  tasrik yaitu pada malam 11 , 12 , dan 13 , kalau menginap di mina  itu  kita  harus  berada di mina minimal  sedikitnya  pada mu’domul lail  yaitu sebagian besar malam  kita tidak boleh menginap di mina  kurang  dari dua pertiga malam    , kalau kita hitung malam mulainya dari jam  6  berakhir  jam  5 maka  11 jam  dua  pertiga malam  tidak kurang dari  7  jam  maka  kesimpulanya adalah  harus berada di mina  minimal 7 jam   , lalu bagaimana  seandainya  di tanya  seandainya  kemah kita berada di mina jadid  istilahnya  sekarang itu  sebetulnya muzdalifah    bukan mina batas nya  itu di ketahui sejak jaman nabi sampai hari ini  orang tau   yang namanya mina itu mana   yang  jelas  kalau  kita sampai  di inapkan di sana  dan kita tidak bisa  masuk ke mina  pada  malam  malam  tasrik  kalau kita orang yang bermadzhab imam syafi’I  yang mengatakan   ini  wajib haji  maka pastinya  kita harus bayar dam  kita  harus  ganti dengan memotong seekor kambing  kalau  kita tidak  bisa menginap di mina  , dan kalau di tanya  ini gimana  saya  tidak  bisa menginap di sana   di mina , tadi sudah di  bilang  wajib haji   kalau  kita  sudah  usahakan  tidak bisa  maka tidak  dosa  hajinya sah  dan kita  ganti dengan membayar dam  inilah perbedaan  menginap di mina dan menginap di muzdalifah,   waktu menginap di muzdalifah tadi adalah tanggal 10  dzul hijah sementara  waktu menginap  di mina adalah   tanggal 11 , 12 , dan tanggal  13

Lalu selanjutnya adalah melempar  , melempar  itu  ada dua macam  , melempar  jumrah   aqabah saja  waktunya  adalah  muntasifil lail juga  tengah  malam   tanggal  10  dzul hijah  pada  tengah   malam  pada tanggal  10 dzul hijah itu ada beberapa pekerjaan  baik rukun  haji  ataupun wajib haji yang  sudah  masuk waktunya, yaitu

1, rukun   haji  yaitu  thawaf ifadah atau thawaf haji  sudah masuk sejak  jam 12  malam  , malam  takbiran  itu tanggal 10 dhul hijah  ,

2, rukun haji juga  yaitu  cukur  juga sudah masuk waktunya

3, adalah  mabit  bahkan sejak sebelumnya sudah boleh  akan  tetapi tidak boleh dari tengah malam

4, adalah melempar jumrah aqabah saja

 lemparan  untuk jumrah aqabah saja  boleh di lakukan  pada tengah malam pada  waktu itu  kita  bisa  melakukan dua hal setelah  mabit di muzdalifah misalnya  dua  hal yang lain  satu  rukun  satu  wajib haji  rukun adalah  cukur kita  bisa  lakukan  yang  ke dua adalah melempar jumrah  aqabah   kalau kita sudah melakukan dua dari tiga pekerjaan  maka kita sudah boleh  tahalul  , tahalul  itu  artinya sudah  halal   buat  kita untuk menghalalkan  hal  hal yang di haramkan ketika  kita ikhram  sudah boleh  pakai  baju lagi sudah   boleh pakai kopyah sudah boleh  pakai minyak wangi  sudah boleh cukur  , sudah boleh mandi  pakai  sabun  wangi dsb  sudah  boleh kecuali  hal hal  yang berkaitan dengan wanita  , akad  nikah , menyentuh anggota  tubuh istri kita  kulit ketemu kulit antara dengkul dengan puser  tentunya  berhubungan  badan dengan  istri pokoknya  semua  hal  yang berkaitan dengan wanita  belum boleh di lakukan  kecuali kalau  tiga – tiganya sudah di  kerjakan  kalau  kita malam itu  setelah mabit di muzdalifah  atau  pada saat  kita  mabit di muzdalifah  kita cukur disitu lalu kita pergi  ke mina  melempar  jumrah aqabah saja  7 lemparan dapatlah kita apa  yang di sebut dengan  tahalul awal  , jadi kita  sudah  boleh setelah itu   memakai  baju sebagaimana  biasa  nanti kita  pergi ke makkah untuk  thawaf ifadah  thawaf haji  sudah dalam   pakai  baju biasa  sudah  tidak lagi menggunakan ikhram  kita mempersempit waktu menggunakan  ikhram memakai pakaian  ikhram  itu  karena  kuwatir menggunakan  hal – hal yang  di haramkan dalam ikhram , kita sudah makai  tanggal 8  , 9 , 10  itu kita sudah memakai   3 hari itu sudah  lumayan lama untuk kita  kalau sampai kita tunda kita pakai  terus  , kita kawatir ada  hal – hal yang lain yang kita lakukan  yang bisa  menjadikan kita  terkena dam  karena kita melakukan  hal  – hal  yang di haramkan  ketika kita ikhram

Tadi di sampaikan  bahwa  melempar   itu ada dua  , lemparan  untuk  jumrah aqabah saja  melempar jumrah yang  tiga jumrah ula , wusta dan aqabah  setiap  lemparan  pada satu jumrah adalah 7 batu di lempar  dengan   7 batu  itu  boleh kita  melemparnya  itu  dua hari saja   hari tanggal 11 dan juga hari  tanggal 12  tanggal 13  nya  kita tidak melempar  jadi malam harinya   tanggal 11  kita  menginap di mina  nanti setelah dhuhur  tanggal 11 kita melempar jumrah  yang tiga tadi itu  ula 7 , wusta 7 ,aqabah 7 ,selesai lalu malamnya  kita menginap lagi di mina  malam tanggal 12  siangnya  dhuhur  kita melempar lagi  , ula 7 , wusta 7, aqabah 7 ,selesai

KITAB RISALATUL JAMIAH Rukun Haji atau Umrah

KITAB RISALATUL JAMIAH Rukun Haji atau Umrah

Kalau  kita dari situ tidak mau menginap lagi sebelum  terbenam matahari kita harus keluar  dari mina sebelum terbenam matahari  kalau setelah terbenam matahari  kita  masih ada di mina  mau  tidak mau kita  harus menginap lagi  tanggal 13 dan besok paginya  karena  kita sudah menginap kita  harus melempar  jumrah yang tiga itu sebagaimana  hari kemarin  waktu melempar jumrah yang 3  itu di mulai dari setelah dhuhur ba’da zawal berakirnya  kapan yang tiga  itu  atau  dua hari itu  atau dua hari itu  11, 12 , 13  yang kita lempar itu berakhirnya sampai  tanggal 13  dhulhijah  jadi seandainya ada orang  yang menggkadha  kita melempar bukan    keluar dari  waktunya akan tetapi dia  masih  dari bagian dari waktu  melemmpar jumrah  malam  hari tanggal  11  dia menginap  paginya siangnya tidak melempar  karena  jauh  dia tidak melempar  malam  tanggal 12  dia menginap  paginya siangnya sorenya dia  tidak melempar  besok dia tanggal 13  dia  menginap   baru siangnya  baru dia pergi  ke jamarat  dia melempar  tiga  tiganya sekalian untuk  tiga  hari lemparan itu  jadi dia  lempar pertama  ula , wusta , aqabah ,  masing masing 7  untuk   hari tanggal 11  baru  balik lagi muter  ula , wusta ,aqabah  untuk  hari yang ke dua ,  hari ke 12  lalau dia melempar lagi  untuk  hari yang ke tiga kalau  dia  dua malam  cukup  maka melempar dua hari  kalau dia  tiga  malam maka  dia  akan melempar tiga hari  tadi di katakan  bahwa  lemparan  untuk yang  tiga hari itu  mula waktunya dari tanggal 11  ba’da  zawal   berakhir pada semua lemparan  berakhirnya  pada tanggal  13

Jadi dari keterangan ini  pada madzhab kita imam  syafi’I   kita tidak akan  terkena dam atau di anggap melakukan  sesuatu  yang salah  begitu kita lakukan  itu walaupun  tentunya afdhalnya  adalah kita kerjakan  setiap hari  maka semoga hal  seperti ini   kita pahami dengan baik dan  yang  ke  6  kalau pada hitungan  ke 6 nya adalah thawaf wada’  ( thawaf perpisahan )   kalau  kita mau meninggalkan makkah mau  pulang ke Indonesia  atau  kita pergi ke madinah  pokoknya  kalau  kita mau meninggalkan  makkah  menuju ke suatu tempat   yang jaraknya   lebih dari dau marhalah  lebih dari 81 km  atau  82  kemana saja arahnya  maka  kita di wajibkan melaksanakan thawaf wada’  kalau kita  keluar makkah menuju mina  atau  pulang lagi ke Indonesia  pekerjaan haji tamatu’ orang datang dari Indonesia  dia ikhram buat umrah  ikhramnya boleh di atas  pesawat  atau sudah sampai di Jeddah  ikhram  buat umrah pergi ke makkah   thawaf   umrah sekaligus  thawaf  qudum  sunah  masuk di dalam thawaf qudum  lalu kita setelah  itu  kita sa’I  sehabis sa’I kita cukur maka selesai  pekerjaan  umrah nunggu sampai  pada  tanggal  8 dhulhijah  setelah  tanggal 8 dhul hijah kita ikhram  lagi untuk haji  karena kita tidak keluar dari makkah  dan  kita  bukan dari penduduk kota makkah maka kita  terkena dam  , terkena dam bukan dari mendahulukan umrah dari haji  akan  tetapi  tidak  ikhram dari miqot  ikhram dari miqot adalah  wajib haji   maka  kita terkena dam di situ  seekor kambing ikhram di makkah  kita tanggal 8 itu  siang atau sore  hari kita  pergi ke mina mabit tarwiyah  menginap di mina   untuk menginap  yang sunah  akan tetapi jamaah  Indonesia  yang reguler yang biasa  langsung  di berangkatin ke arafah   menginap di mina  pagi atau siang hari  baru pergi ke  arafah baru pergi  tanggal  9  mulai dhuhur , ashar , maghrib ,  masuk isya  setelah  isya wukufnya sudah selaesai di arafah  keluar pergi ke muzdalifah  menginap sebentar di situ  sampai kira  kira tengah malam itu saat di muzdalifah itu  dia mengambil batu minimal  paling sedikit  jumlahnya adalah  49 batu  paling sedikit  karena  untuk 7 lemparan  untuk  jumrah aqabah 7  kalau dia menginap lagi pada malam  ke 13  berarti di  tambahin lagi  maka semuanya menjadi 70 batu  dia  harus siapkan katakanlah 100  batu dia  harus ambil  di muzdalifah lalu dia di malam  hari itu  untuk melakukan  tidak  perlu balik ke makkah karena mungkin sulit  dia  bisa di lakukan di mina atau  di tempat lain cukur dan juga pastinya di jamarat melempar jumrah aqabah  kalau  dia  sudah lakukan hal ini maka dia boleh  tahalul awal nanti kapan waktu  tanggal 11 kan tanggal 10  kah memungkinkan waktu  dia  untuk  kembali ke makkah  untuk thawaf  haji   maka  dia  thawaf   setelah thawaf dia sa’I  selesailah  semua rukun haji yang  tinggal sekarng adalah  menginap dengan melempar  di mina

Aktifitas  haji  tamatu’

  1.  Ikhram umrah
  2. Thawaf umrah atau  qudum
  3. Sa’I umrah
  4. Cukur
  5. Ikhram haji
  6. Trawiyah  (  Mabit sunah di mina )
  7. Wukuf
  8. Mabit di muzdalifah
  9. Melempar jumrah aqabah
  10. Cukur
  11. menyembelih
  12. Thawaf ifadah
  13. Sa’I haji
  14. Mabit di mina 11,12,13  dhul hijah
  15. Melempar  jumrah 11,12,13

Semoga  bermanfaat ilmu yang kita  pelajaran

Asalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuh

http://www.majelisrasulullah.org/2015/09/rukun-haji-atau-umrah/

Artikel terkait: Kenapa Hewan Kurban Harus Jantan?

Comment(1)

Leave a reply

Logo Majelis Info

Komunitas Pencari Taman Surga

About Us

COMING SOON

apple-store
google_play
© 2021 majelis.info. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks