Sunnah Rasulullah SAW, Mentahnik Bayi saat Lahir

Sunnah Rasulullah SAW, Mentahnik Bayi saat Lahir. Wow Cari Tahu yuk?

Apakah Anda pernah mendengar istilah mentahnik bayi? Tak banyak yang mengetahui salah satu sunnah Rasulullah SAW yang satu ini. Sunnah ini biasanya dilakukan para orang tua muslim yang tengah bahagia menyambut buah hatinya lahir ke dunia. 

Sunnah Mentahnik Bayi

Dalam bahasa Arab, menurut kitab Maqayis Lughoh, tahnik adalah melembutkan kurma dan sejenisnya kemudian memijat langit langit mulut dengan kurma tersebut. Menurut Fathul Baari, tahnik adalah mengunyah sesuatu, lalu memasukkannya ke dalam mulut bayi, kemudian menggosok rahang atas dengan itu.   Sederhananya, tahnik ialah proses mengunyah kurma dan mengoleskannya ke dalam langit-langit mulut bayi. Tujuannya agar bayi menerima pelatihan makanan dan memperkuatnya keterampilannya itu, disamping juga memberikan nutrisi yang cukup bagi buah hati.  Bagaimana melakukan tahnik pada bayi yang masih menyusu? Teknik ini cukup mudah, sebab biasanya, bayi yang sedang menyusui memiliki reflek untuk membuka mulutnya saat bibir atau pipinya disentuh. Saat tersebut, biarkan bayi membuka mulut agar proses tahnik dapat masuk. Sebaiknya, gunakan kurma kering saat mentahnik. Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka gunakan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma bisa diganti yang manis-manis (madu). 

Hadist Mentahnik Bayi

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Abu Thalhah pernah kehilangan anaknya. Hal tersebut membuatnya sedih, kemudian ia mendatangi Rasulullah. Rasulullah mencoba membesarkan hati beliau dengan berdo’a kepada Allah agar memberikan keberkahan melalui tahnik pada anak yang lahir setelahnya.   Pada saat istrinya melahirkan, ia meminta istrinya untuk mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil membawa anaknya. Kemudian, Rasullullah bertanya apa saja yang ia bawa sembari menuju ke sini. Ia menjawab ada beberapa buah kurma bersamanya.   Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil kurma itu dan mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau sebesar ujung jari dan mengoleskannya pada mulut rongga dalam anak itu seraya mentahnik dan memberinya nama Abdullah.  Dari Aisyah pun pernah menuturkan pula bahwa  pernah ada beberapa bayi yang dihadirkan di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, Nabi pun mentahnik bayi-bayi tersebut serta mendoakan bagi mereka keberkahan (HR Bukhari dan Muslim).  Hadis – hadis tersebut menunjukkan bahwa tahnik adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam. Sebagai umatnya, sudah sepatutnya kita mengikuti jalan yang beliau tempuh baik dalam perkara agama maupun dalam perkara pendidikan anak atau cara membesarkan anak. Dengan mengikuti Sunnah beliau, diharapkan keberkahan yang didapatkan Abu Thalhah kepada bayinya juga hadir pada buah hati kita kelak. 

Mentahnik Bayi dalam Tinjauan Medis

Tak hanya sebagai sunnah, namun tahnik juga dapat dijelaskan dari sisi ilmiah. Dilansir dari website RS Al-Irsyad Surabaya, ada sebuah studi yang menjelaskan bahwa ada sel punca (stem cell) di sekitar dan di atas mulut tempat tumbuhnya gigi bayi.   Adanya hal tersebut membantu utnuk mengontrol dan mematangkan sistem kekebalan tubuh secara amali. Dengan digosok atau dioleskan pada bagian atas mulut bayi, stem cell ini akan berfungsi secara alami.   Sel punca juga ditemukan di ASI juga sinar matahari. Di sisi lain, ada pula zat yang disebut asam sialat (sialic acid). Zat ini merupakan saliva atau glikoprotein yang terkandung dalam air liur. Fungsi dari adanya zat ini bertindak sebagai penghalang mikroba dan dapat mengikat bakteri serta virus.  Pada bayi, setelah sepuluh hari kelahirannya, jumlah asam sialat ini akan berfungsi dengan normal. Inilah sebabnya mengapa perlu diperoleh dari luar bayi. Karena ketika bayi lahir, jumlahnya hanya sedikit. 

Kemudian, mengapa kurma yang digunakan untuk mentahnik bayi?

Selain menjadi buah yang disebutkan beberapa kali di Alquran, kita mengetahui bahwa kurma merupakan buah yang cukup manis.  Sedangkan, bayi yang baru lahir mengandung sejumlah glukosa atau gula yang sedikit dalam tubuhnya. Untuk itu, kurma menjadi opsi utama dalam melakukan tahnik pada bayi karena mengandung karbohidrat yang berubah menjadi glukosa saat dikunyah ketika bercampur dengan air liur. Dengan begitu, kekebalan tubuh bayi akan terbangun dengan adanya kurma yang masuk tersebut.  Dari sunnah tahnik ini, kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan perhatian terhadap berkembangnya umat muslim, bahkan sejak lahir.   Berikut ini adalah video rekaman prosesi tahnik yang dilakukan oleh guru mulia AlHabib Umar bin Hafidz.  Sunnah Rasulullah SAW, Mentahnik Bayi
Leave a reply

Enable Notifications OK No thanks