Mengenal lebih dekat Sunan Pojok Blora, tokoh berpengaruh di Blora. Temukan tempat makamnya yang terletak di jantung Kota Blora dan jelajahi sejarah pendirian Kabupaten Blora. Pelajari peran Sunan Pojok dalam memajukan Blora sebagai kadipaten. Menyaksikan peninggalan bersejarah seperti Masjid Agung Baitunnur. Ikuti berbagai acara peringatan hari kelahiran Kota Blora yang dipadukan dengan kegiatan kolosal. Temukan pesona dan kekayaan budaya Blora yang diwariskan oleh Sunan Pojok.

Mengenal Sunan Pojok Blora: Memahami Pesona dan Pengaruh Tokoh Hebat di Blora

Sunan Pojok Blora, seorang tokoh berpengaruh, memiliki tempat penting dalam sejarah Blora.

Berlokasi di jantung Kota Blora, tepatnya sebelah utara Pasar Blora, area makam ini diyakini sebagai awal pemerintahan Kabupaten Blora.

Sunan Pojok Blora: Penemu Kabupaten Blora dan Pendiri Kadipaten Baru

Data yang ditemukan di lokasi mengungkapkan bahwa Sunan Pojok, yang sebenarnya bernama Pangeran Suro Bahu Abdul Rohim, merupakan seorang perwira dari Mataram yang berhasil menenangkan kerusuhan di pesisir utara Tuban.

Sunan Pojok, dengan nama asli Pangeran Surobahu Abdul Rohim, merupakan putra Kyai Ashari Sunan Pejagong Tuban.

Selain sebagai panglima perang Kerajaan Mataram, beliau juga berperan besar dalam penyebaran agama Islam. Saat kembali dari Tuban, dalam perjalanan, beliau jatuh sakit dan meninggal di Desa Pojok (Blora).

“Beliau adalah pendiri Kabupaten Blora setelah menyelesaikan tugasnya sebagai panglima perang Mataram Islam di pesisir utara Jawa. Berkat keberhasilannya, beliau ditunjuk sebagai Bupati Tuban.

Namun, dalam perjalanan pulang ke Mataram, beliau melakukan penyebaran agama Islam dan singgah di Blora,” ucap Aunur Rofiq, Ketua PC NU Blora.

Menurutnya, saat singgah di wilayah Blora, beliau mendirikan pemerintahan kadipaten (kabupaten) dengan putranya, Raden Tumenggung Joyodipo, sebagai bupati pertama.

Pendirian kadipaten ini terjadi sebelum Mataram Islam terbagi menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Peran beliau sangat besar dalam memajukan Blora hingga menjadi sebuah kadipaten, yang saat ini telah menjadi Kabupaten Blora.

Perkembangan pesat Blora menjadi perhatian Sultan Mataram Amangkurat I. Atas inisiatif Sultan Mataram, Blora dijadikan kadipaten tersendiri yang terpisah dari kadipaten Tuban.

Kadipaten baru ini dipimpin oleh putra Sunan Pojok yang bernama Adipati Raden Mas Joyodipo, juga dikenal dengan sebutan Tumenggung Jatiwiryo.

Kemudian, Adipati Joyodipo digantikan oleh menantunya, Raden Tumenggung Joyokusumo, sebagai Adipati Blora kedua.

Keberhasilan dalam Menenangkan Kerusuhan

Setelah berhasil menumpas kerusuhan, Sunan Pojok kembali ke Mataram untuk melaporkan keberhasilannya kepada Sultan Agung Hanyokrokusumo. Setelah pulang dari Mataram, beliau merasa sangat lelah dan jatuh sakit.

Anaknya yang memiliki sifat yang sama dengan beliau, selalu patuh dan taat terhadap perintah Sultan Agung, merawatnya.

Setelah beberapa waktu sakit, Sunan Pojok akhirnya meninggal dunia. Makam beliau berada di Desa Pojok, Kecamatan Banjarejo,

Kabupaten Blora. Letak makam Sunan Pojok sangat strategis, berada di dekat alun-alun, di jantung Kota Blora.

Makam anak dan menantunya, yang pernah menjabat sebagai Adipati Blora, juga berada dekat dengan makam Sunan Pojok.

Peran dalam Penyebaran Agama Islam dan Pembentukan Kadipaten Blora

Salah satu peninggalan Sunan Pojok yang masih kokoh adalah Masjid Agung Baitunnur, yang terletak di sebelah barat Alun-alun.

Ketua Yayasan Sunan Pojok Blora, Suryanto, menegaskan bahwa sebagai generasi penerus, kita harus mengenal sejarah Blora. Tanpa Sunan Pojok, Blora mungkin tidak akan seperti sekarang, sehingga kita wajib menghormatinya.

Untuk mengenang sejarah perjuangan Sunan Pojok, Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengadakan berbagai acara dalam rangka memperingati hari kelahiran Kota Blora.

Beberapa kegiatan kolosal yang diadakan antara lain Festival Desa Wisata (5 Agustus 2023), Grebeg Suro Desa Jipang (5-6 Agustus 2023),

Haul Syech Abdul Rohim Makam Sunan Pojok Blora (12-17 Agustus 2023), Blora Kreatif Festival, Pawai Karnaval HUT RI, dan Kirab Budaya Situs Wora Wari. (*)

Catatan: Aji Setiawan, mantan jurnalis majalah alKisah, Aneka Yess! Group.

Simpedes BRI 372001029009535

Leave a reply

Enable Notifications OK No thanks