Januari
27 Sabtu

Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Event Besar

Sab, 27 Januari 2024 (9:30 pm - 11:45 pm)Asia/Jakarta
Plaza Barat Gelora Bung Karno
Gelora Bung Karno Complex, Plaza Barat, Gelora, Central Jakarta City, Jakarta, Indonesia

Description

Pendahuluan Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, Majelis Nurul Musthofa akan mengadakan acara Milad ke-28 dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut akan diadakan di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, setelah Isya’ hingga selesai.

Acara ini merupakan salah satu acara keagamaan terbesar di Indonesia yang rutin diadakan oleh Majelis Nurul Musthofa. Acara ini selalu dihadiri oleh ribuan umat Muslim dari berbagai daerah di Indonesia.

Isi Acara

Acara Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW akan diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya:

  • Ceramah agama oleh Habib Hasan Jafar Assegaf, salah satu ulama besar yang sangat dihormati di Indonesia.
  • Penampilan dari berbagai grup seni dan budaya, seperti grup qasidah, hadrah, dan tari sufi.
  • Pembukaan stand bazar yang menjual berbagai macam produk, seperti makanan, minuman, pakaian, dan perlengkapan ibadah.

Ceramah agama

yang akan disampaikan oleh Habib Hasan Jafar Assegaf akan membahas tentang makna Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Ceramah ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada umat Muslim tentang pentingnya peringatan Isra Mi’raj.

Penampilan dari berbagai grup seni dan budaya

akan menambah semarak acara Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Penampilan ini juga diharapkan dapat menghibur umat Muslim yang hadir.

Pembukaan stand bazar

akan memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk membeli berbagai macam produk yang dibutuhkan. Stand bazar ini juga akan menjadi sarana untuk bersosialisasi dan menjalin silaturahmi antar umat Muslim.

Kesimpulan

Acara Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa dan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW merupakan acara yang sangat istimewa. Acara ini akan menjadi sarana bagi umat Muslim untuk memperdalam ilmu agama, menghibur diri, dan menjalin silaturahmi.

Call to action

Bagi umat Muslim yang ingin menghadiri acara ini, dapat menghubungi Achmad Nurfai di nomor 0878-6346-8111, atau Úst. Zaenal di nomor 0811-1900-677.

Mengenal Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf, Pengasuh Majelis Nurul Musthofa

 

Liputan6.com, Jakarta Habib Hasan bin Ja’far Assegaf atau yang dikenal dengan Habib Hasan merupakan pendiri dan pimpinan Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta Selatan. Namanya sudah tak asing lagi bagi umat Islam yang ada di Indonesia.

Habib Hasan bin Ja’far Assegaf lahir di Kramat Empang, Bogor pada tanggal 26 Februari 1977. Habib Hasan merupakan seorang ulama dan tokoh agama Islam yang masih memiliki keturunan seorang ulama besar dan da’i yang mensyiarkan Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/9/2023).


Profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

Habib Hasan bin Ja’far Assegaf merupakan seorang ulama dan tokoh agama Islam yang berasal dari Indonesia. Habib Hasan bin Ja’far Assegaf biasa dipanggil dengan sebutan Habib Hasan merupakan anak sulung Habib Ja’far Assegaf yang lahir di Kramat Empang, Bogor pada tanggal 26 Februari 1977.

Habib Hasan mempunyai empat saudara kandung, yakni pertama Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, kedua Habib Abdulloh bin Ja’far Assegaf, ketiga Habib Musthofa bin Ja’far Assegaf keempat, Habib Sami bin Ja’far Assegaf

Habib Hasan mulai berusaha bisa mengaji pada Syaikh Usman Baraja sewaktu kecil, dan mempelajari ilmu-ilmu Islam pada syaikh-syaikh yang lain sehingga ia menguasai pengetahuan Islam dan dapat menjadi pemimpin majelis taklim Nurul Musthofa Jakarta selatan.

Perjuangan Dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf

Pada tahun 1997 untuk pertama kalinya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf berdakwah, yang dimulai di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Di sana Habib Hasan berdakwah dengan izin Allah SWT mendapatkan jama’ah sebanyak lima ratus orang, lalu Habib Hasan pulang ke Bogor dikarenakan Umi dari Habib Hasan sakit.

Pada tahun 1998 beliau melakukan dakwah kembali, dilakukan di daerah yang sangat jauh yaitu di daerah TimorTimur (yang sekarang menjadi negara sendiri dan pisah dari wilayah Indonesia), tepatnya di daerah Palu. Habib Hasan berdakwah bersama AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas.

Dari pengalaman itulah rupanya Allah SWT memberikan izin kepada Habib Hasan untuk terus melakukan dakwah tersebut menjadi suatu “makanan” atau kebiasaan tersendiri bagi kehidupan Habib Hasan untuk memperjuangkan agama Allah SWT demi tegaknya amal ma’ruf nahi munkar dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia dan Rasullah SAW sebagai suri tauladan kita yang patut dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 1999, beliau pergi kembali ke Jakarta, dikarenakan mendapat kabar bahwa guru Habib Hasan Al-Habib Umar bin Hud Alatas telah meningal dunia, dari situlah Habib Hasan melihat Jakarta yang dipenuhi oleh para pemuda suka hura-hura dan senang melakukan maksiat kepada Allah SWT, tidak mengenal Allah SWT dan Nabi Muhamad SAW, serta pemuda yang sangat jauh dari ketakwaan sering berbuat maksiat jauh dari sunah-sunah Nabi Muhammad SAW, kurang mengetahui wali-wali, tidak mengenal kitab-kitab Salafus sholihin yang dibawakan para ulama, hingga tidak mengetahui keutamaan shalawat.

Dikarenakan keadaan Jakarta yang bermacam-macam karakter dan berbagai fenomena maksiat, Habib Hasan tersentak untuk berdakwah kepada pemuda di Jakarta. Karena belum ada celah dan tempat untuk berdakwah di Jakarta, akhirnya beliau kembali ke Bogor untuk membantu orang tua Habib Hasan untuk berdagang berjualan kain yang berkodi- kodi jumlahnya, biasanya Habib Hasan menjual kain sehari habis 18 kodi kain, bahkan Habib Hasan menjajahkan daganganya mulai dari kampung ke kampung, dari pesantren ke pesantren.

Di tahun yang sama, ada sekelompok pemuda yang datang untuk berziarah ke Habib Keramat Empang, Bogor. Para peziarah berasal dari Jakarta Selatan, peziarah tersebut bernama Aray dan Zaenal Arifin. Para anak muda tersebut menginginkan Habib Hasan untuk berdakwah di Jakarta, akan tetapi Allah SWT belum berkehendak karena Habib Hasan belum niat berdakwah ke Jakarta, pada akhirnya selang beberapa minggu Allah SWT memberikan petunjuk kepada Habib Hasan untuk berangkat ke Jakarta untuk berdakwah, adapun dakwah yang pertama kali Habib Hasan dimulai di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan tepatnya di jalan Jambu Dua Ciganjur di rumah Zaenal Arifin.

Mulailah Habib Hasan berdakwah dengan membuka ratib dan maulid Simthuddurrar secara kecil-kecilan, baru berapa hari di Jakarta untuk berdakwah Habib Hasan sudah mendapatkan ujian baik bersifat dzahir dan batin. Pada tahun 2000 mulailah Habib Hasan untuk membuat pengajian ratib, yang diikuti oleh dua puluh orang jama’ah, semingu kemudian berkurang jama’ahnya menjadi lima belas orang saja yang mengikuti pengajian ini hari demi hari, minggu demi minggu, jama’ah bukan bertambah tetapi berkurang.

Dengan kondisi yang seperti ini, tidak mengurangi gairah untuk berdakwah di jalan Allah SWT karena Habib Hasan tidak memandang manusia, tetapi ini semua untuk Allah SWT. Pada akhirnya, ujian demi ujian Habib Hasan lewati para penduduk kembali lagi untuk mengikuti pengajian yang dipimpin langsung oleh Habib Hasan sendiri, sampai lima puluh jama’ah yang mengikuti pengajian ini.

Dari tahun ke tahun terus bertambah lagi menjadi seratus orang jama’ah. Karena para jama’ah yang terus bertambah banyak, maka di saat itulah beliau berangkat ke Solo untuk menemui Habib Anis Al-Habsyi untuk minta ijazah maulid Simthuddurrar. Diijinkanlah oleh Habib Anis Al-Habsyi untuk membawakan maulid Simthuddurrar, mulailah Habib Hasan membuka pengajian dengan mengunakan maulid Simthuddurrar, pada saat itu maulid diadakan di wilayah Ciganjur ataupun Kampung Kandang.

Habib Hasan menggagas untuk membuat maulid dengan mengunakan marawis atau ketimpring (rabana) dengan tujuan agar lebih meriah dan ramai. Pada tahun 2001 jama’ah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf terus bertambah mulai dari seratus jama’ah lalu bertambah menjadi 150 orang, sampai akhirnya menjadi 500 jama’ah yang menghadiri pengajian ini, di tahun yang sama Habib Hasan kedatangan para habib mulai dari Habib Anis AlHabsyi, yang memberikan ijazah maulid Simthuddurrar. Dan saat itu pula pengajian ini diberi nama Majelis Ta’lim Nurul Musthofa yang sebelumya bernama Al-Irfan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Ticket Information

Tickets

Online booking closed

Event Calendar

Sabtu, 27 Januari 2024

9:30 pm - 11:45 pm  Asia/Jakarta
Closed

Reviews(2)

  • Alek Saputra
    25 Januari 2024 at 1:26 pm

    Keren

  • Risky Endy Saputra
    27 Januari 2024 at 1:42 am

    Haruss datenggg inii mahh

Add A Review

© 2021 majelis.info. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks